Jumat, April 24, 2009

SALAH PILIH ..

Assalamualaikum …

” Jadi begini Mas ... setelah sekian waktu, sepertinya saya merasa telah salah pilih ” ujar sohib A dengan nada parau tercekat.

Bujubilee .... coffee time yang nyaris sempurna dengan obrolan ringan di sore berbalut derasnya hujan sejak siang sepertinya langsung lekang dengan sempurna pula, gulir deras hujan di luar seakan terlekat lem di pepohonan, sohib B pun tak kuasa untuk batuk-batuk tersedak kopi hitam yang nyesek di kerongkongan dan akhirnya heninglah yang merajai ruangan. Asem tenan ... sebuah statemen yang dengan sempurna telah berhasil meng-eksekusi damainya sore dengan suatu letupan kegelisahan yang endemik.

Atmosfer senyap tidak berumur panjang ... sesaat kemudian mengalirlah cerita babak demi babak yang dituturkan sohib A secara kronologis berkisah seputar pilihannya yang dulunya dianggap PAS namun dalam perjalanannya dirasa menjadi TIDAK PAS alias SALAH PILIH. Segala asa dan cita yang coba diskenario dan dibangun di awal musim saat memutuskan untuk memilih sepertinya sekarang harus layu di tempurung kelapa. Mungkin barisan kerut semi-permanen di dahinya adalah gambaran akumulatif betapa tak terhitung lagi kernyitan jidat akibat mis-kalkulasi skenario awal yang ternyata berujung mentok ke tembok dan akhirnya menyisakan rasa sesal berkepanjangan.

” Salah pilih bagaimana ?” lengking sohib B yang akhirnya tak kuasa lagi menahan lidahnya yang sejak tadi menjuntai-juntai untuk memaparkan pledoi yang amat paradoks. ” kalau konsekuensi dari suatu pilihan pastinya memang ada, entah itu for better or for worse. Kalau loe merasa salah pilih berarti dulu ngga’ ngukur kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi secara kita bersama tau bahwa hidup tak selamanya ideal seperti yang kita mau, masalahnya adalah gimana loe mensikapi ketidakidealan itu, loe bebas-bebas saja untuk hengkang, tetep bertahan sambil merengek mengutuk keadaan yang tak bakalan merubah apapun selain nambah sakit hati atau loe mau fight dan survive dengan bertindak taktis-strategis ” lanjut sohib B dengan berapi-api.

Seperti vampir sakit gigi, ngga’ ada satu patah katapun ingin kukatakan apalagi menjustifikasi dengan menunjuk hidung berminyak mana yang salah dan mana yang bener, karena ngiangan ucapan senior di tempat kerja dulu sepertinya lekat menyisip sinyal-sinyal ke radar pemikiran :
Ojo sepisan-pisan ngisingi piring manganmu ” (jangan pernah sekalipun memberaki piring makanmu).


Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar